Sebut saja namanya Dewi, perempuan muda, 19 tahun, buruh pabrik.
Resiko buruh pabrik mengharuskan dewi bekerja sesuai shift yang sudah ditentukan perusahaan.
Shift 1: 07.00 – 16.00
Shift 2: 16.00 – 00.00
Shift 3: 00.00 – 07.00
Kamis itu dewi kebetulan dewi mendapat jatah kerja shift 2, dan
sesuai jadwal dewi baru keluar pabrik tepat jam 12 malam (malam jum’at).
Setelah sesaat melepas lelah di kantin pabrik, dewi pun bergegas menuju bus jemputan karyawan.
Dewi yang berdomisili di kawasan tambun pun menumpang bus yang searah dengan perjalanan pulangnya.
Tapi bus hanya mengantarkan karyawan sampai di titik-titik jalan utama, dewi pun turun di depan gedung juang 45 tambun.
Berhubung tengah malam seperti itu sudah tidak ada angkot yang
beroperasi, satu-satunya transportasi dewi ke rumahnya adalah Ojek.
Karena dewi sedikit selektif, akhirnya dia berjalan sedikit sambil mencari tukang ojek yang “baik” menurut dia.
Selama dewi berjalan banyak tukang ojek yang menawarkan jasa ojek kepadanya, dewi malah ketakutan dengan perilaku seperti itu.
Sampai akhirnya dia melihat di kejauhan ada salah satu tukang ojek yang
beda dari yang lainnya, dia sangat pendiam. Bahkan terlihat seperti
orang yang tidak niat sama sekali menjadi tukang ojek.
Akhirnya pilihan dewi jatuh pada si tukang ojek pendiam ini.
Setelah nego tarif dan mereka deal naiklah dewi diboncengan motor si tukang ojek ini.
Mencoba mencairkan suasana dewi memulai percakapan dengan bertanya
sudah berapa lama si tukang ojek ini bekerja seperti ini (ngojek).
Dengan dingin si bapak tidak menjawab dengan bersuara, hanya
menggelengkan kepalanya.
Dewi pun bertanya kembali “Rame pak ngojek kalo malem..?” Kembali si
tukang ojek tidak bersuara, hanya menjawab dengan menganggukan kepalanya
saja.
Disini perasaan dewi mulai tidak enak, apalagi ketika memegang pundak
si tukang ojek terasa sangat dingin sekali. Dewi mulai berdoa sepanjang
perjalanan. Dewi ketakutan, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa, hanya
bisa berdoa.
Setelah perjalanan, akhirnya mereka sampai tepat di depan rumah dewi.
Dengan mengucap syukur dewi langsung dengan cepat turun dari motor si
tukang ojek misterius ini.
Tukang ojek ini hanya diam dengan tatapan kosong ke arah depan,
sementara dewi sibuk mencari dompetnya yang terselip di bagian dasar
tas-nya.
Hal aneh kemudian terjadi, si tukang ojek mendadak tertawa kecil sambil
tersenyum senyum sendiri. Dewi dengan segera membuka dompetnya dan
mengambil uang kertas pecahan Rp. 100.000,-
“Ini bang uangnya…” Kata dewi gemetaran..
Tukang ojek itu pun menoleh ke arah dewi secara tiba-tiba, dan dengan
tatapan kosong si tukang ojek menatap mata dewi lalu kemudian mengambil
uang seratus ribu yang diberikan dewi.
Sedang dewi menunggu uang kembalian dari si tukang ojek, tukang ojek itu memasukan uang 100.000 ke dalam dompetnya.
Tukang ojek ini sempat sekali lagi menoleh ke arah dewi sambil tertawa
tawa, dan kemudian menarik kencang gas motornya lalu pergi meninggalkan
dewi.
Dewi pun kaget, dan kemudian berteriak..
“OJEK SETAAAANNNN!!! KEMBALIANNYA WOOOOOYYYY…!!!!”
sumber :https://rawkvicky.wordpress.com