Pages

Labels

Minggu, 18 September 2016

order

Untuk Order :

Sms / Telepon :

0852 1013 5984

wisata di cikarang




taman buaya cikarang

Peta Cikarang

peta cikarang

Untuk Order :

Sms / Telepon :

0852 1013 5984

karikatur ojek


Suasana cikarang

cikarang
Add caption

cikarang

cikarang

cikarang

cikarang

cikarang

cikarang

cikarang

cikarang

Order Bang Jek Cikarang

Untuk Order :

Sms / Telepon :

0852 1013 5984

ojek setan

Sebut saja namanya Dewi, perempuan muda, 19 tahun, buruh pabrik.
Resiko buruh pabrik mengharuskan dewi bekerja sesuai shift yang sudah ditentukan perusahaan.
Shift 1: 07.00 – 16.00
Shift 2: 16.00 – 00.00
Shift 3: 00.00 – 07.00
Kamis itu dewi kebetulan dewi mendapat jatah kerja shift 2, dan sesuai jadwal dewi baru keluar pabrik tepat jam 12 malam (malam jum’at).
Setelah sesaat melepas lelah di kantin pabrik, dewi pun bergegas menuju bus jemputan karyawan.
Dewi yang berdomisili di kawasan tambun pun menumpang bus yang searah dengan perjalanan pulangnya.
Tapi bus hanya mengantarkan karyawan sampai di titik-titik jalan utama, dewi pun turun di depan gedung juang 45 tambun.
Berhubung tengah malam seperti itu sudah tidak ada angkot yang beroperasi, satu-satunya transportasi dewi ke rumahnya adalah Ojek.
Karena dewi sedikit selektif, akhirnya dia berjalan sedikit sambil mencari tukang ojek yang “baik” menurut dia.
Selama dewi berjalan banyak tukang ojek yang menawarkan jasa ojek kepadanya, dewi malah ketakutan dengan perilaku seperti itu.
Sampai akhirnya dia melihat di kejauhan ada salah satu tukang ojek yang beda dari yang lainnya, dia sangat pendiam. Bahkan terlihat seperti orang yang tidak niat sama sekali menjadi tukang ojek.
Akhirnya pilihan dewi jatuh pada si tukang ojek pendiam ini.
Setelah nego tarif dan mereka deal naiklah dewi diboncengan motor si tukang ojek ini.
Mencoba mencairkan suasana dewi memulai percakapan dengan bertanya sudah berapa lama si tukang ojek ini bekerja seperti ini (ngojek). Dengan dingin si bapak tidak menjawab dengan bersuara, hanya menggelengkan kepalanya.
Dewi pun bertanya kembali “Rame pak ngojek kalo malem..?” Kembali si tukang ojek tidak bersuara, hanya menjawab dengan menganggukan kepalanya saja.
Disini perasaan dewi mulai tidak enak, apalagi ketika memegang pundak si tukang ojek terasa sangat dingin sekali. Dewi mulai berdoa sepanjang perjalanan. Dewi ketakutan, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa, hanya bisa berdoa.
Setelah perjalanan, akhirnya mereka sampai tepat di depan rumah dewi. Dengan mengucap syukur dewi langsung dengan cepat turun dari motor si tukang ojek misterius ini.
Tukang ojek ini hanya diam dengan tatapan kosong ke arah depan, sementara dewi sibuk mencari dompetnya yang terselip di bagian dasar tas-nya.
Hal aneh kemudian terjadi, si tukang ojek mendadak tertawa kecil sambil tersenyum senyum sendiri. Dewi dengan segera membuka dompetnya dan mengambil uang kertas pecahan Rp. 100.000,-
“Ini bang uangnya…” Kata dewi gemetaran..
Tukang ojek itu pun menoleh ke arah dewi secara tiba-tiba, dan dengan tatapan kosong si tukang ojek menatap mata dewi lalu kemudian mengambil uang seratus ribu yang diberikan dewi.
Sedang dewi menunggu uang kembalian dari si tukang ojek, tukang ojek itu memasukan uang 100.000 ke dalam dompetnya.
Tukang ojek ini sempat sekali lagi menoleh ke arah dewi sambil tertawa tawa, dan kemudian menarik kencang gas motornya lalu pergi meninggalkan dewi.
Dewi pun kaget, dan kemudian berteriak..
“OJEK SETAAAANNNN!!! KEMBALIANNYA WOOOOOYYYY…!!!!”
sumber :https://rawkvicky.wordpress.com

Rabu, 20 Juli 2016

Kawasan Industri yang ada di Cikarang



Lowongan kerja di hyundai
lowongan kerja ejip
Ojek Lippo
Lowongan MM2100
Lowongan Jababeka



Bang Jek


Pojok Humor

Nanya Tukang Ojek

Gemintang.com – Seorang pemuda dengan kulit kecoklatan, badan tinggi dan rambut cepak, menghampiri Pak Bahrudin, seorang tukang ojek yang saat itu sedang mangkal di bawah pohon jambu menanti penumpang. Begitu pemuda tersebut datang, Pak Bahrudin langsung menawarkan tumpangan ojek. Tapi bukannya mendapat penumpang, pak Bahrudin justru terlibat percakapan yang rumit dengan orang tersebut. 




Pemuda : Permisi pak. Mau nanya, kalau ongkos ke pasar yang di seberang komplek berapa, ya?
Pak Bahrudin : Sepuluh ribu, mas. Gak dimahalin, kok.
Pemuda : Kalau minimarket yang deket pertigaan itu berapa?
Pak Bahrudin : Lima belas ribu aja.
Pemuda : Kalau ke stasiun kereta yang dekat sama daerah sini, berapa?
Pak Bahrudin : Dua puluh lima ribu.
Pemuda : Kalau mall yang ada di ujung jalan ini, berapa ya?
Pak Bahrudin mulai diam. Ia merasa bosan ditanya terus menerus mengenai harga namun pemuda tersebut tak kunjung menyewa ojeknya. Pak Bahrudin pun memasang tampang tak enak dan mulai mengabaikannya. Dan ketika pemuda tersebut bertanya kembali, pak Bahrudin mengajukan pertanyaan balik pada pemuda tersebut.
Pak Bahrudin : Kenapa mas nanya-nanya terus tapi gak sewa ojek saya?
Pemuda : Soalnya saya mau ngojek di sini juga, pak.
Pak Bahrudin : ……… !@#$%^&*?{\

Pojok Humor

kawasan hyundai
Humor BangJek
sumber : https://www.wattpad.com

Cerita Tukang Ojek

 Mengenai Service Excellence & Consumer Satisfaction.
Musim hujan! Seperti biasa jalanan macet. Banyak genangan air dan jika hujan lebih deras lagi, banjirpun datang. Itulah pemandangan Jakarta dan sekitarnya. Saya memandang dari balik jendela, seorang tukang ojek berteduh di pinggir jalan di bawah atap warung yang sedang tutup. Hingga saat ini, banjir belum melanda. Namun tak urung juga mengingatkan saya kembali akan kejadian yang silam.
Suatu sore,  setahun yang lalu di musim hujan yang sama. Saya berniat pulang kantor  lebih cepat dari biasanya. Tepat pukul 5 sore, saya buru-buru turun ke lobby. Memanggil penjemput saya lewat car call. Namun apes, penjemput saya rupanya sudah 2 jam terjebak macet di daerah Simprug. Wah! Kalau begitu, bisa-bisa ia baru sampai di Kuningan lewat tengah malam.
Saya telpon suami saya  barangkali ia bisa menjemput. Jarak kantornya lebih dekat, dibanding jika saya harus menunggu penjemput saya datang. Namun kemacetan parah justru terjadi di Rasuna Said. Suami saya tidak mungkin bisa masuk Kuningan dalam keadaan begini. Akhirnya saya memutuskan untuk naik ojek saja. Ia menunggu saya di ujung Jalan Tendean sekitar setengah jam lagi. Sementara itu saya minta penjemput saya untuk pulang saja.
Sore yang sangat gelap. Mendung yang murung menggantung di langit. Gerimis tersisa satu-satu. Sayapun pergi ke jalan. Satu-satunya tukang ojek yang ada di situ menyambut saya dengan senyum. Saya menjelaskan tujuan saya dan sepakat akan harga yang ia tawarkan. Karena Rasuna Said sangat macet, kami mengambil jalan belakang lewat jalan Denpasar. Macet juga. Walau naik motor, tetap saja lajunya pelan.  Hampir satu jam hanya untuk mencapai depan Kedubes Chili. Setelah itu, ternyata banyak kendaraan berbalik arah. Ada apa? Rupanya kemacetan semakin diperparah oleh banjir. Setinggi pinggul orang dewasa di dekat Kedubes Austria, hingga di depan Gedung Kartini. Waduh!. Tukang ojekpun mengajak saya untuk ikut berbalik arah juga. Berputar melalui Jl Prof Satrio, lalu ke Mega Kuningan dan keluar di Gatot Subroto.
Karena macet yang semakin parah, upaya memutar inipun menghabiskan waktu lebih dari sejam. Tiba-tiba hujan turun lagi dengan derasnya. Tukang ojek berhenti di bawah pohon di pinggir jalan. Ia mengambil jas hujan dari bagasi dan menyodorkannya kepada saya. “Ibu pakai saja yang ini” Katanya. “Untuk Bapak apa?” tanya saya. “Cuma satu, Bu. Ibu saja yang pakai. Saya cukup pakai ini saja” Katanya sambil menunjukkan jacket yang telah dipakainya. Saya jadi merasa tidak enak “Saya nggak apa-apa. Bapak saja yang pakai” Saran saya mengingat ia yang mengendarai motor dan berada di depan. Tentu butir hujan akan lebih parah menerpa tubuhnya. Saya sendiri bisa berlindung di balik tubuh bapak itu – pikir saya dalam hati. Namun ia tetap menolak.  Tanpa  banyak berkata-kata lagi saya pakai jas hujan itu. Lalu kamipun bergerak kembali. Tak ada gunanya menunda perjalanan karena kami tak tahu kapan hujan ini akan berakhir. Saat itu,  jam di pergelangan tangan saya menunjukkan pukul delapan malam. Rupanya saya telah ada di kemacetan selama 3 jam tanpa sadar.
Hujan turun semakin lama semakin deras. Butirannya semakin besar menetes di jas hujan yang saya pakai. Sebagian menetes dan mengalir  ke badan saya melalui pipi saya yang basah. Dingin menggigit tulang. Saya menggigil di atas sepeda motor yang berusaha melaju dengan susah payah. Walau dengan jas hujan, tetap saja tubuh saya basah. Malam terasa panjang. Merayap dalam kebisingan asap knalpot.
Pukul sembilan malam, akhirnya kami berhasil keluar ke Gatot Subroto. Genangan air semakin meningkat. Banjir mencapai ketinggian lutut orang dewasa.  Tampak asap yang mengepul keluar dari knalpot motor ditimpa sorot lampu pengendara motor yang lain. Di telinga saya suara motor menderu dengan aneh & sumbang. Sungguh berat dan melelahkan bagi motor itu, jika harus berjuang menyeberangi genangan air yang panjang mirip sungai di tengah Jakarta ini.
Sekarang lalu lintas seolah terkunci di tempat. Stuck! Sedikitpun tidak bisa bergerak. Saya terpaku mirip patung di atas sadle di belakang sang tukang ojek. Didepan kanan saya sebuah Bajaj menyemprotkan gas pembuangannya persis ke wajah saya. Saya berusaha menahan nafas saya, untuk mengurangi polusi yang masuk. Tidak tahan,saya lempar wajah saya ke kiri. Namun nasib saya tidak lebih baik juga. Di depan kiri saya asap pembuangan dari knalpot sebuah sepeda motor yang digas berkali-kali oleh pengendaranya gantian menyemprot ke arah hidung saya. Saya terbatuk-batuk menahan nafas. Tak ada lagi tempat persembunyian bagi hidung saya kali ini.  Inilah Jakarta! Welcome, Bung! Dan saya hidup di dalamnya. Saya benafas di dalam polusinya.
Pukul sepuluh malam kami memasuki  jalan Kapten Tendean. Sungguh malam yang sangat gila. Sepeda motor bergerak sangat lambat. Jalanan terang benderang oleh ratusan atau mungkin ribuan lampu sepeda motor, mobil dan bajaj yang parkir kelelahan di jalanan. Setengah terendam. Orang-orang berhenti dan merokok. Menyemburkan asap nikotin sekuatnya ke udara. Baru kali ini saya tahu akan kemacetan super yang dimiliki Jakarta. Bahkan sebuah sepeda motorpun tak mampu lolos darinya. What a story!
Setelah hampir setengah dari jalan Kapten Tendean berhasil kami lewati, tersebar berita bahwa di depan kami banjir besar menutup jalan itu. Tidak bisa dilewati. Air kali meluap tinggi menggenangi jalan hingga setinggi kepala orang dewasa. Saat itu sudah pukul setengah dua belas malam.  Sesungguhnya ujung Jalan Tendean tinggal sedikit lagi. Namun banjir tidak memungkinkan saya untuk menyeberangi aliran sungai itu. Saat memikirkan itu, suami saya menelpon. Mengatakan ia terkena macet parah sehingga tidak bisa mencapai ujung Jalan Tendean. Akhirnya ia memutuskan untuk kembali dan menunggu saya di kantornya di Dharmawangsa. Huwaaa!! Sedihnya!
Saya menceritakan hal itu kepada tukang ojek yang tampak kelelahan. Namun tanpa diduga ia menawarkan untuk tetap mengantar saya ke Dharmawangsa. Tujuan yang berbeda dan lebih jauh dari kesepakatan awal. Hujan mulai reda, namun menyisakan kemacetan yang tak terperikan. Namun arah sebaliknya, jalanan terlihat agak lebih lengang karena melawan arus. Ia menyarankan kami untuk berbalik arah dan memutar kembali lewat gatot Subroto.  Saya setuju dan merasa sangat berterimakasih atas kebaikan tukang ojek itu.  Namun baru beberapa meter, tiba-tiba motor kami ngadat dan tidak bisa dihidupkan kembali. Bensinnya habis! Benar-benar habis, bis, bis! Ya ampuunn!. Untunglah di jalur itu ada sebuah pompa bensin. Namun kami harus berjalan kaki ke sana. Tukang ojek berjalan menuntun motornya. Sementara saya mengikutinya dari belakang dengan langkah pedih karena harus berjalan dengan sepatu kantor yang berhak 5 cm. Ouchh!! Masih untung bukan 7 cm.
Setelah mengisi bensin secukupnya, kami melanjutkan kembali perjalanan.  Perjalanan yang panjang melewati Kompleks Menteri dan seterusnya. Gerimis dan hujan deras  turun lagi. Syukurnya di jalur ini, kemacetan tidak terlalu parah. Genangan airpun tidak terlalu banyak. Setidaknya pengendara motor masih bisa melaju.  Akhirnya pukul  satu malam , sampailah saya di kantor suami saya.
Saya mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya ke tukang ojek. Sangat terkesan dan terharu akan kesetiaannya kepada saya, pengguna jasanya. Tukang ojek yang tak pernah saya kenal sebelumnya. Ia memberikan saya penawaran harga yang masuk akal, bahkan rendah. Ia juga memberikan saya jas hujannya untuk saya pakai,  sementara ia sendiri mengorbankan dirinya tidak terlindungi.  Ia mengantarkan saya tanpa mengeluh, walaupun memakan waktu yang luar biasa panjangnya. Dari pukul 5 sore hingga pukul  satu malam. Ia pun meladeni perubahan tujuan saya tanpa mengeluh. Service Excellence!. Saya tidak tahu apa yang akan terjadi pada diri saya di kekisruhan malam itu jika tidak bersamanya.
Mengingat apa yang telah ia lakukan kepada saya dan jam kerja yang panjang untuk mengantar saya sampai di tujuan dengan selamat, akhirnya saya memutuskan membayarnya beberapa kali lipat lebih dari harga yang telah kami sepakati.Plus pengganti harga bensin yang ia beli malam itu. Tukang ojek itu sangat girang dan mengucapkan terimakasih berkali-kali kepada saya.
Jika ada award untuk “Consumer Satisfaction” malam itu, sudah pasti akan saya berikan kepada tukang ojek ini. Seorang penjual jasa, yang memperlakukan pelanggannya dengan cara yang sangat baik dan tulus. Banyak training dan seminar yang dilakukan di hotel-hotel berbintang lima bagi para pemasar untuk belajar mengenai Service Excellence dan Customer/Consumer Satisfaction ini dengan biaya jutaan rupiah. Namun Tukang Ojek ini telah memberikan saya training gratis tentang makna dari Service Excellence & Kepuasan Pelanggan. Sungguh saya berhutang budi kepadanya.

Bang Jek

Lowongan kerja di cikarang
Ojek Cikarang

Rabu, 30 Maret 2016

selamat datang

SELAMAT DATANG DI WEBSITE BANG JEK 
Disini kami menyediakan layanan antar - jemput karyawan atau umum lewat ojek untuk anda yang ada di daerah cikarang .

KENAPA HARUS MEMILIH LAYANAN KAMI ???
Karena pengojek kami adalah para pengojek yang ada di sekitar cikarang yang pasti mengenal dengan baik wilayah cikarang sehingga anda akan cepat sampai ke tempat tujuan.

Tarif nya berapa ???
soal tarif disesuaikan dengan jarak tempuh, semakin jauh semakin besar tarifnya. 

Cara pesannya gimana ???
sms atau telepon ke nomor : 0878 - 7925 - 7344
selamat menikmati layanan kami